SEJARAH SINGKAT KAMPUNG PECINAN DI KOTA MOJOKERTO

Sejak lama etnis Tionghoa sudah tersebar hingga ke seluruh pelosok desa di kota Mojokerto dan sekitarnya. Namun, pada akhir abad ke-19 kisaran tahun 1889, pemerintah kolonial menerapkan kebijakan pembentukan kawasan khusus untuk merelokasi penduduk keturunan etnis Tionghoa tersebut.

Kawasan tersebut dikenal dengan kampung pecinan. Lokasinya ditempatkan di pusat kota dengan kawasan yang cukup luas hampir sepertiga kota Mojokerto. Agar bisa menampung warga etnis Tionghoa yang saat itu populasinya sudah cukup tinggi. Mayoritas keturunan Tionghoa memilih tinggal di sekitaran Jalan Mojopahit yang kemudian menjadi perwajahan dari Kampung Pecinan itu sendiri.

Sejak tahun 1920an kebijakan kawasan khusus tersebut sudah tidak diberlakukan dan menjadi kawasan perniagaan. Meski pada awalnya disiapkan khusus bagi warga etnis Tionghoa, tapi dalam penerapannya tetap terdapat banyak warga lokal yang tinggal di dalam kawasan tersebut.

Pemkot Mojokerto mencoba untuk menghidupkan kembali spirit kampung Pecinan dengan membangun gapura yang berada di Jalan Niaga dan Jalan Karyawan Baru. Yang kini diteruskan oleh warga setempat menjadi sebuah alternatif destinasi wisata kuliner baru bernama, Kampung Pecinan Sentanan.

(sumber : Radar Mojokerto, Kabar Terdepan.)